PERING, Orias Urbanus (2022) KUASA DOA ORANG BERIMAN: SUATU TINJAUAN EKSEGETIS TERHADAP INJIL MARKUS 11:20-26 DAN IMLIKASINYA BAGI PEMAHAMAN DOA JEMAAT GMIT POLA TRIBUANA KALABAHI KLASIS ALOR BARAT LAUT. Undergraduate thesis, Artha Wacana Christian University.
|
Text
01. Cover.pdf Download (42kB) | Preview |
|
|
Text
07. PENDAHULUAN.pdf Download (429kB) | Preview |
|
![]() |
Text
08. BAB 1.pdf Restricted to Registered users only Download (604kB) |
|
![]() |
Text
09. BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (906kB) |
|
![]() |
Text
10. BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (465kB) |
|
|
Text
11. PENUTUP.pdf Download (196kB) | Preview |
|
|
Text
12. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (318kB) | Preview |
Abstract
Pergumulan hidup tiap-tiap orang, tentunya tidak terlepas dari yang namanya“Doa”. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam Cerita-cerita Teks Alkitab banyak menceritakan tentang cara dan kebiasaan orang Yahudi berdoa sesuai dengan ajaran Taurat. Tentunya Yesus pun sama dalam melakukan hal tersebut. Namun yang menarik ialah, cara dan gaya Yesus dalam cerita teks Markus 11:20-26 menceritakan dengan jelas bagaimana Yesus mengajarkan murid-murid tentang doa dengan suatu pemahaman yang baru tentang cara mereka berdoa. Cerita tentang kutukan Yesus terhadap pohon ara merupakan hal yang mengejutkan bagi para murid. Pohon ara yang tadinya merupakan lambang kejayaan bagi masyarakat Yahudi saat itu, dikutuk Yesus, dan pada akhirnya layu, kering dan mati. Bagaimana tidak, karena pohon ara yang merupakan simbol kehidupan dan jabatan orang Yahudi saat itu dikutuk Yesus begitu saja. Tentunya ada hal penting yang Yesus ingin tunjukan lewat tindakannya dengan menjadikan pohon ara sebagai persamaan dengan kehidupan para Imam dan Ahli Taurat pada saat itu, yang dimana mereka tidak memberi kehidupan bagi banyak orang dengan hanya berdaun lebat namun tidak memiliki buah, dan hal ini tidak jauh berbeda dengan apa yang ditunjukkan oleh para Imam dan Ahli Taurat. Mereka hanya menjalankan tugas dan peran mereka secara formalitas tanpa benar-benar hidup dan berbuah bagi sesame mereka dalam hal pelayanan mereka. Mereka hanya sibuk mengajar dan dengan kesombongan memamerkan kesombongan rohaniah mereka didepan umat. Tentunya ada pelajaran penting yang ingin Yesus berikan kepada para murid dan orang-orang Yahudi saat itu. Pertama, hidup harus bersumber pada akar yang menjadi sumber kehidupan bagi Pohon tersebut, dan tentunya dengan mnejadikan Yesus Kristus sebagai akar/sumber kehidupan, pohon itu akan terus hidup dan bertumbuh. Begitu dengan manusia dalam menjalani kehidupannya. Harus terus bergantung pada Yesus sebagai sumber kehidupan mereka. Yang berikut, ialah hidup menghasilkan buah.bukan hidup seperti kebiasaan para Imam dan Ahli Taurat yang hanya bermegah dalam jabatan mereka tanpa memberikan pengajaran yang baik dan benar bagi umat. Tentunya mereka sama saja dengan pohon ara yang tidak menghasilkan buah. Mereka harusnya ditebang dan dibuang kedalam Api, karena mereka tidak memiliki fungsi apa. Kedua, memanjatkan doa dengan keyakinan iman yang teguh pada Allah, yang di dalamnya percaya sepenuhnya kepada Allah bahwa doa tersebut akan terjawab. Ketiga, berdoa dengan tanpa memiliki rasa bimbang dan ragu dalam hati. Keempat, ketulusan hati dalam hal mengampuni. Mengampuni dengan tanpa terkecuali siapapun orang itu. Kehidupan kekristenan dimasa sekarang yang penuh dengan persoalan, tentunya menjadikan orang Kristen semakin setia membangun relasi mereka dengan Allah. Terbukti dalam kehidupan 2 tahun terakhir di tahun 2020 dan 2021, banyak orang Kristen semakin rajin bergereja karena sebelumnya gereja ditutup dari kebijakan pemerintah untuk menekan penyebaran virus Covid-19. Kebijakan ini dikeluarkan dengan bentuk aturan yang dinamakan pembatasan social berskala besar (PSBB), dan juga Perberlakuan pembatasan kegiatan (PPKM) beberapa waktu akibat situasi pandemic Covid-19 yang terus meningkat. Ditambah dengan bencana Siklon tropis badai Seroja yang memporak-poranda sebagian besar wilayah NTT pada bulan April 2021, tentunya memberikan refleksi tersendiri bagi jemaat dalam bergumul dengan kehidupan mereka yang sejatinya mereka bawa dalam doa-doa mereka. Doa, sejatinya tidak hanya dibutuhkan pada saat-saat krisis seperti sekarang dan nasehat Yesus tentang doa sebagaimana dicatat dalam Markus 11:20-26 menjadi sangat penting. Dalam tulisan ini, penulis berupaya untuk mencari dan menemukan bagaimana seharusnya orang Kristen memahami doa-doa mereka dalam menjalani pergumulan hidup mereka yang penuh dengan tantangan dan persoalan. Dengan bertekun dalam doa, pada akhirnya, orang-orang Kristen akan menemukan harapan dan sukacita dalam segala situasi hidup mereka.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Doa, Akar/sumber, buah, mengampuni, dan pemahaman jemaat. |
Subjects: | Theology > Christian Theology |
Divisions: | Fakultas Teologi > Teologi Agama Kristen |
Depositing User: | Mr Admin UKAW |
Date Deposited: | 21 Jul 2022 01:59 |
Last Modified: | 21 Jul 2022 01:59 |
URI: | http://repo-ukaw.superspace.id/id/eprint/767 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |