SPIRITUALITAS HIBRID DI BOTI: Tinjauan Poskolonial terhadap Relasi GMIT dan Kepercayaan Uis Neno ma Uis Pah dan Implikasinya bagi Pelayanan di GMIT.

FAU, Richard Julyanto (2025) SPIRITUALITAS HIBRID DI BOTI: Tinjauan Poskolonial terhadap Relasi GMIT dan Kepercayaan Uis Neno ma Uis Pah dan Implikasinya bagi Pelayanan di GMIT. Masters thesis, Artha Wacana Christian University.

[img] Text
a. COVER - DAFTAR ISI.pdf

Download (831kB)
[img] Text
b. ABSTRAK.pdf

Download (194kB)
[img] Text
c. BAB I.pdf

Download (504kB)
[img] Text
d. BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (613kB)
[img] Text
e. BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (501kB)
[img] Text
f. BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (869kB)
[img] Text
g. BAB V.pdf

Download (552kB)
[img] Text
h. DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (424kB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dinamika relasi antara Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) dan masyarakat adat Boti di Nusa Tenggara Timur, yang mengalami pertemuan antara spiritualitas Kristen dan kepercayaan lokal Uis Neno ma Uis Pah. Masuknya kekristenan ke Boti pada masa kolonial disertai kekerasan simbolik dan fisik, menciptakan ketegangan antara nilai-nilai kolonial dan tradisi lokal. Pokok permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana masyarakat Boti menegosiasikan spiritualitas Kristen dan lokal dalam konteks pascakolonial, serta implikasinya bagi pelayanan GMIT?. Tujuan Penulisan untuk Menganalisis dinamika sosial dan spiritualitas hibrid di Boti, serta merefleksikan implikasi teologis bagi pelayanan gereja. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis secara tematik dengan kerangka teori poskolonial. Teori poskolonial dari Edward Said (orientalisme), Gayatri Spivak (subaltern), dan Homi Bhabha (hibriditas, mimikri, ruang ketiga), digunakan untuk menganalisis relasi kuasa dan negosiasi identitas. Temuan utama menunjukkan bahwa masyarakat Boti menanggapi dominasi kekristenan dengan cara khas: mereka tidak menolak secara frontal, tetapi menegosiasikan spiritualitas Kristen dengan sistem kepercayaan Uis Neno ma Uis Pah. Praktik mimikri tampak dalam cara mereka mengadopsi modernitas seperti pendidikan, teknologi, dan bahasa. Sementara itu, ruang-ruang kekerabatan menjadi ruang ketiga tempat berlangsungnya dialog dan integrasi antara dua sistem spiritual yang berbeda. Refleksi Menenun Identitas di Boti dan Penyataan Allah dalam Inkarnasi Yesus menunjukkan bahwa Allah hadir dalam budaya lokal, sehingga pelayanan GMIT perlu kontekstual dan inklusif. Penelitian ini memperkaya kajian poskolonial dan teologi kontekstual dengan menawarkan model pelayanan gereja yang inklusif dan tanpa diskriminasi. Spiritualitas hibrid di Boti adalah hasil negosiasi kreatif antara kekristenan dan tradisi lokal, yang menuntut pendekatan pelayanan gereja yang dialogis dan berbasis budaya. Implikasi dari penelitian ini mendorong GMIT untuk mengembangkan pendekatan pelayanan yang lebih dialogis, kontekstual, dan menghargai spiritualitas lokal. Dengan demikian, gereja dapat menjadi ruang inklusif di mana iman dan budaya tidak saling meniadakan, tetapi saling memperkaya.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Spiritualitas Hibrid, Poskolonial, GMIT, Uis Neno ma Uis Pah, Masyarakat Adat Boti.
Subjects: Theology
Divisions: Pascasarjana > Magister > Teologi
Depositing User: Mrs Skripsi Perpust
Date Deposited: 12 Dec 2025 03:07
Last Modified: 12 Dec 2025 03:07
URI: http://repo-ukaw.superspace.id/id/eprint/5773

Actions (login required)

View Item View Item