MASU, Jessyca Velovecya (2025) TEBE: Suatu Tinjauan Teologi Kontekstual Terhadap Tarian Tebe Dan Maknanya Bagi Persekutuan Jemaat GMIT Imanuel Maktihan, Klasis Malaka. Undergraduate thesis, Artha Wacana Christian University.
|
Text
a. cover, lembar pengesahan,kata pengantar, daftar isi.pdf Download (378kB) |
|
|
Text
b. ABSTRAK.pdf Download (7kB) |
|
|
Text
c. pendahuluan.pdf Download (702kB) |
|
|
Text
d. BAB 1.pdf Restricted to Registered users only Download (412kB) |
|
|
Text
e. BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
|
Text
f. BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (275kB) |
|
|
Text
g. PENUTUP.pdf Download (31kB) |
|
|
Text
h. BIBLIOGRAFI (DAFTAR PUSTAKA).pdf Download (380kB) |
Abstract
Penelitian ini mengangkat tarian Tebe sebagai objek kajian teologi kontekstual dalam kehidupan bergereja Jemaat GMIT Imanuel Maktihan, Klasis Malaka. Di tengah arus modernisasi dan meningkatnya sikap individualisme dalam kehidupan jemaat, tarian Tebe hadir sebagai media budaya lokal yang memiliki daya integratif, memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan persekutuan dalam komunitas Kristen. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif, penelitian ini menggali makna spiritual dan sosial dari tarian Tebe melalui observasi, wawancara, serta studi pustaka dan dokumentasi. Teori teologi kontekstual Stephen B. Bevans menjadi landasan utama dalam menafsirkan hubungan antara budaya lokal dan ekspresi iman Kristen dalam liturgi dan kehidupan bergereja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tarian Tebe tidak hanya merupakan warisan budaya masyarakat Tetun di Malaka, tetapi juga telah diadopsi secara kreatif dalam berbagai bentuk ibadah dan perayaan gerejawi di GMIT Imanuel Maktihan. Gerakan ritmis dan pantun dalam Tebe yang dilakukan dalam formasi lingkaran mencerminkan makna kolektif, solidaritas, serta penghormatan terhadap sejarah dan spiritualitas lokal. Melalui penerapan Tebe dalam kehidupan liturgis, gereja berhasil menjembatani kesenjangan antara ekspresi iman dan konteks budaya masyarakatnya.Tarian Tebe dipahami sebagai respons iman yang kontekstual terhadap krisis persekutuan akibat meningkatnya individualisme dalam jemaat. Dalam praktiknya, Tebe menjadi sarana profetik yang mengembalikan kesadaran umat akan pentingnya relasi sosial yang saling menopang. Dengan demikian, penelitian ini menegaskan bahwa budaya lokal seperti Tebe dapat menjadi wahana penyalur pesan teologis yang transformatif, membentuk spiritualitas yang membumi dan relevan dalam konteks kehidupan bergereja di tengah masyarakat yang terus berubah.
| Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | Tarian Tebe, teologi kontekstual, GMIT Imanuel Maktihan, individualisme, persekutuan, budaya lokal. |
| Subjects: | Theology |
| Divisions: | Fakultas Teologi > Teologi Agama Kristen |
| Depositing User: | Ms Sarce Henukh |
| Date Deposited: | 10 Dec 2025 05:45 |
| Last Modified: | 10 Dec 2025 05:45 |
| URI: | http://repo-ukaw.superspace.id/id/eprint/5730 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
