OTU, Wentri Canda Gari (2023) RITUS TA’KOLO: Studi Dogmatis terhadap pemahaman Ritus Ta’kolo yang dilakukan sebagai upaya penyucian diri dan pendamaian serta Sumbangsihnya bagi Jemaat GMIT Oemathonis Tepas, Klasis Amanatun Selatan. Undergraduate thesis, Artha Wacana Christian University.
![]() |
Text
01. COVER-DAFTAR ISI.pdf Download (290kB) |
![]() |
Text
02.ABSTRAK.pdf Download (121kB) |
![]() |
Text
03.BAB I.pdf Download (156kB) |
![]() |
Text
04.BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (161kB) |
![]() |
Text
05.BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (72kB) |
![]() |
Text
06.BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (248kB) |
![]() |
Text
07.BAB V.pdf Download (144kB) |
![]() |
Text
08.PENUTUP.pdf Download (77kB) |
![]() |
Text
09.DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (124kB) |
Abstract
Pola hidup Jemaat GMIT Oemathonis Tepas bisa dikatakan masih tradisional, sebab sikap dan cara berpikir serta bertindak mereka yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun. Salah satu contohnya adalah Ritus Ta’kolo yang masih dipraktikan hingga saat ini. Tradisi ini merujuk pada ritual penyucian diri melalui pemercikan darah kepada setiap orang yang melakukan kejahatan misalnya perzinahan atau perkelahian yang menumpahkan darah manusia atau bahkan pada pembunuhan. Orang yang melakukan ritual ta’kolo akan dianggap bebas dari kesalahan yang telah dilakukan. Hal ini menjadi sebuah kegelisahan bagi penulis sebab para pelaku ritus tersebut adalah orang-orang Kristen yang tentu sudah mendapat pengajaran tentang makna pengorbanan Kristus bagi manusia. Dalam mengkaji masalah ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penulis menemukan alasan dari para pelaku ritus ta’kolo yang tetap mempertahankan tradisi ini yakni mereka ingin mempertahankan tradisi yang diwarisi dari nenek moyang. Oleh karena itu, penulis ingin memberikan pemahaman dogmatis mengenai peranan Kristus sebagai “sang korban” satu-satunya yang sudah menjadi penyelamat, penebus dan pendamai bagi manusia. Jika darah korban yang dipercik dalam ritual tersebut dipercikan sebagai tanda penyucian setelah itu adanya makan dan minum bersama sebagai tanda kekeluargaan dan kebersamaan menyambut kembali orang yang telah berdosa sebelumnya, maka sesungguhnya dalam kekristenan sendiri Kristus sudah bertindak sebagai korban satu-satunya dan darah-Nya sudah menebus seluruh umat manusia sehingga tidak perlu ada lagi korban yang harus berikan. Oleh karena itu, ritus ta’kolo semestinya tidak perlu dilakukan sebab Kristus sudah menebus semuannya.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ritual ta’kolo, korban, Yesus |
Subjects: | Theology > Christian Theology Theology |
Divisions: | Fakultas Teologi > Teologi Agama Kristen |
Depositing User: | Mr Admin UKAW |
Date Deposited: | 16 May 2023 03:17 |
Last Modified: | 16 May 2023 03:17 |
URI: | http://repo-ukaw.superspace.id/id/eprint/2178 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |