KEHILANGAN VITAMIN C PADA PENGERINGAN DAUN KELOR MENGUNAKAN DEHIDRATOR DENGAN SUHU PENGERINGAN YANG BERBEDA

PEKAMBANI, Wandri Umbu (2024) KEHILANGAN VITAMIN C PADA PENGERINGAN DAUN KELOR MENGUNAKAN DEHIDRATOR DENGAN SUHU PENGERINGAN YANG BERBEDA. Undergraduate thesis, Artha Wacana Christian University.

[img] Text
01. COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
02. ABSTRAK.pdf

Download (99kB)
[img] Text
03. BAB I.pdf

Download (278kB)
[img] Text
04. BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (307kB)
[img] Text
05. BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (523kB)
[img] Text
06. BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (204kB)
[img] Text
07. BAB V.pdf

Download (182kB)
[img] Text
08. DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (275kB)

Abstract

Kelor atau yang dalam bahasa latin dikenal dengan nama Moringa oleifera merupakan jenis tanaman tropis yang sangat mudah dikenali dari ukuran daunnya yang kecil. Tidak hanya itu, pohon kelor juga sangat mudah bertumbuh pada tanah yang bisa dikatakan tidak terlalu subur. Sejak dahulu kelor sudah digunakan baik untuk pengobatan tradisional, jamu maupun dalam ritual yang berbau mistis. Faktanya daun kelor memang banyak mengandung zat yang sangat baik untuk tubuh. Tak heran organisasi WHO menobatkan pohon kelor sebagai miracle tree, setelah menemukan manfaat penting daun kelor. Lebih dari 1.300 studi, artikel dan laporan telah menjelaskan tentang manfaat kelor dan kemampuan dalam penyembuhan penyaki yang penting dalam menghadapi permasalahan wabah penyakit dan masalah kekurangan gizi. Kandungan Daun Kelor Segar dan Kering yang Komplit dan Kaya Gizi berpengaruh pada kadar vitamin C daun kelor. Jika proses pengeringan dilakukan dengan suhu yang terlalu tinggi atau waktu yang terlalu lama, maka vitamin C yang terkandung di dalam daun kelor dapat teroksidasi dan terdegradasi, sehingga mengurangi kandungan kasar vitamin C yang ada. Sebaliknya, jika proses pengeringan dilakukan dengan benar, maka kandungan vitamin C daun kelor dapat tetap terjaga atau bahkan meningkat. Hal ini tergantung pada jenis dan metode pengeringan yang digunakan, serta kondisi lingkungan selama proses pengeringan berlangsung. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kondisi dan metode pengeringan yang tepat agar kandungan kasar vitamin C daun kelor dapat terjaga. Puspita (Vilia) Berdasarkan hasil uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) Lampiran 3, tanpa pengeringan berbeda sangat nyata dengan suhu pengeringan 50ºC, 60ºC, 70ºC, dan 80ºC, tetapi suhu pengeringan 50ºC tidak berbeda nyata dengan suhu pengeringan 60ºC, 70ºC, dan 80ºC terhadap kadar air tepung daun kelor Laju pengeringan dalam proses pengeringan suatu bahan memiliki arti penting, dimana laju pengeringan akan menggambarkan cepat atau lambatnya suatu proses pengeringan. Penguapan massa air dari permukaan bahan akan bertambah cepat dengan adanya kenaikan suhu dalam proses pengeringan. Laju pengeringan menjadi tinggi jika suhu pengeringan juga tinggi, pada awal-awal proses pengeringan laju pengeringan yang terjadi cenderung cepat kemudian mendekati keseimbangan laju pengeringan menjadi lambat. Laju pengeringan menjadi semakin rendah bila kadar air bahan mendekati kadar air keseimbangan. Menurut Hall (1957), bahwa suatu bahan dapat dikatakan kering jika laju air yang keluar dari bahan sama dengan udara sekelilingnya

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Kelor, Vitamin C dan Suhu Pengeringan
Subjects: T Technology > Agricultural Technology
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian
Depositing User: Mr Admin UKAW
Date Deposited: 22 Oct 2024 05:38
Last Modified: 22 Oct 2024 05:38
URI: http://repo-ukaw.superspace.id/id/eprint/4659

Actions (login required)

View Item View Item