TANEO, Felpina Chrismayanti (2023) MOTIF TENUNAN KAIMANFAFA: Suatu Tinjauan Teologis Antropologis Terhadap Motif Tenunan Kaimanfafa di Jemaat GMIT Elohim Soba, Klasis Amarasi Barat. Undergraduate thesis, Artha Wacana Christian University.
![]() |
Text
a. Cover.pdf Download (275kB) |
![]() |
Text
b. Abstrak.pdf Download (32kB) |
![]() |
Text
c. Pendahuluan.pdf Download (303kB) |
![]() |
Text
d. Bab I.pdf Restricted to Registered users only Download (421kB) |
![]() |
Text
e. Bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (685kB) |
![]() |
Text
f. Bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (264kB) |
![]() |
Text
g. Penutup.pdf Download (42kB) |
![]() |
Text
h. Bibliografi (Daftar Pustaka).pdf Download (163kB) |
Abstract
Tenun ikat merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dilestarikan oleh setiap generasi. Dalam kehidupan bermasyarakat, tenunan dihargai dan diakui sebagai komoditas di semua kalangan masyarakat, mulai dari penguasa hingga para petani dan dengan demikian digunakan juga sebagai benda berharga penanda status sosial. Tenun ikat yang sangat berpengaruh sebagai simbol status sosial seseorang merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat dan karena itu, tenun ikat memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat Amarasi Barat, tak terkecuali di Desa Soba, khususnya dalam Jemaat GMIT Elohim Soba. Motif-motif tenunan dibuat berdasarkan suatu peristiwa penting dan diberi nama sesuai dengan bentuk serta ciri khas dari motif tenunan tersebut. Setiap motif yang ditampilkan bercerita tentang keyakinan konsep makna dan nilai-nilai religius-sosial yang dianut oleh masyarakat pemilik motif tersebut. Tenun ikat yang dibuat dengan menampilkan motif tertentu memiliki arti tersendiri bagi para penenun, sehingga para penenun di Jemaat GMIT Elohim Soba biasanya membuat motif-motif tenunan dengan motif yang beragam dan sangat indah. Salah satu motif yang ditenun adalah motif Kaimanfafa. Lalu apa arti dari motif Kaimanfafa? Motif Kaimanfafa dulunya dikhususkan untuk digunakan oleh Raja, yang menunjukkan kedudukan dan status sosialnya yang tinggi dalam masyarakat pada masa itu. Seiring berjalannya waktu, hal ini berubah, tidak ada batasan untuk penggunaan motif tenun ikat tertentu dalam menentukan strata sosial dalam masyarakat. Di masa kini penggunaan tenunan dengan berbagai motif, bebas digunakan oleh siapa saja, dalam status sosial yang beragam. Biasanya hasil tenunan berupa selimut dan sarung, digunakan pada acara-acara tertentu. Hal ini berubah karena Raja membutuhkan kehadiran masyarakatnya untuk saling kerja sama, tanpa memandang kedudukan dan status sosial. Melalui tulisan ini, penulis berusaha untuk memaparkan berbagai hal seputar motif tenunan kaimanfafa. Penulisan ini bertujuan untuk mengkaji makna dari matif tenunan kaimanfafa dengan menggunakan salah satu teori dari Stephen B. Bevans yakni model antropologis dengan menggunakan metodologi pendekatan kualitatif. Motif kaimanfafa menekankan tentang pentingnya kerja sama dalam masyarakat dan gereja, sebab manusia saling membutuhkan satu sama lain. Oleh sebab itu, sikap saling kerja sama tanpa memandang status sosial, sangat diperlukan agar tercipta kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat, bahkan bergereja.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tenun ikat, status sosial, motif kaimanfafa, kerja sama |
Subjects: | Theology > Christian Theology |
Divisions: | Fakultas Teologi > Teologi Agama Kristen |
Depositing User: | Mr Admin UKAW |
Date Deposited: | 02 Feb 2024 01:11 |
Last Modified: | 02 Feb 2024 01:11 |
URI: | http://repo-ukaw.superspace.id/id/eprint/3090 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |