TARIAN MAEKAT: SUATU TINJAUAN TEOLOGIS KONTEKSTUAL TERHADAP PRAKTIK DAN PEMAKNAAN TARIAN MAEKAT DI DESA NUNKOLO DAN RELEVANSINYA BAGI GMIT JEMAAT EFATA NUNKOLO KLASIS AMANATUN SELATAN

TAAEK, Meickjevon (2022) TARIAN MAEKAT: SUATU TINJAUAN TEOLOGIS KONTEKSTUAL TERHADAP PRAKTIK DAN PEMAKNAAN TARIAN MAEKAT DI DESA NUNKOLO DAN RELEVANSINYA BAGI GMIT JEMAAT EFATA NUNKOLO KLASIS AMANATUN SELATAN. Undergraduate thesis, Artha Wacana Christian University.

[img]
Preview
Text
01 COVER.pdf

Download (134kB) | Preview
[img]
Preview
Text
02 LEMBAR PENGESAHAN.pdf

Download (32kB) | Preview
[img] Text
07 BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (556kB)
[img] Text
08 BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (575kB)
[img]
Preview
Text
09 PENUTUP.pdf

Download (180kB) | Preview
[img]
Preview
Text
10 DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (349kB) | Preview

Abstract

Tarian Maekat adalah tarian yang berasal dari suku Timor. Tarian ini merupakan bagian penting dan tidak mudah untuk dipisahkan dari masyarakat suku Timor, khususnya Desa Nunkolo. Hal ini dikarenakan masyarakat Desa Nunkolo masih memegang teguh tradisi yang dihidupi dan karena itu mereka tetap mempertahankannya. Tarian ini menceritakan tentang keperkasaan dari seorang laki-laki yang pulang dari medan perang. Pada zaman dahulu, sering terjadi peperangan dan dalam peperangan tersebut, banyak sekali orang yang terbunuh. Hal itu terjadi karena zaman dahulu terjadi perebutan kekuasaan atau tanah tempat tinggal sehingga banyak pemimpin-pemimpin daerah dari suku-suku di Timor menyiapkan prajurit mereka untuk mempertahankan wilayah mereka. Prajurit-prajurit ini disebut sebagai meo. Ketika sang meo pulang dengan membawa kemenangan yang ditandai dengan membawa kepala musuh, maka mereka disambut dengan tari-tarian. Tari-tarian ini yang mereka sebut sebagai tarian Maekat. Seiring dengan perkembangan zaman, Tarian ini mulai mengalami pergeseran makna ketika tidak lagi ada peperangan. Tarian yang awalnya memiliki makna kemenangan yang ditandai dengan membawa kepala musuh, diubah maknanya menjadi tarian untuk mengenang perjuangan para meo yang tidak pernah menyerah di medan perang untuk mempertahankan daerah atau wilayahnya. Hingga saat ini, tarian ini tetap dipertahankan karena masyarakat dan jemaat Efata Nunkolo selalu mengenang perjuangan-perjuangan dari para meo yang berjuang mempertahankan wilayah mereka. Melihat sikap dan perjuangan dari para meo di medan perang tersebut membuat penulis kemudian memberi sebuah refleksi bahwa segala sesuatu yang dilakukan pasti punya resiko dan karena itu ketika kita ingin memperoleh sesuatu yang kita inginkan, berarti kita harus berusaha dengan sekuat tenaga tanpa kenal lelah dan tidak pernah menyerah. Sikap pantang menyerah harus ditanamkan dalam diri setiap orang.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Tarian Maekat, Meo, Pantang Menyerah dan Kontekstual.
Subjects: Theology > Christian Theology
Divisions: Fakultas Teologi > Teologi Agama Kristen
Depositing User: Mr Admin UKAW
Date Deposited: 21 Jul 2022 05:28
Last Modified: 21 Jul 2022 05:28
URI: http://repo-ukaw.superspace.id/id/eprint/800

Actions (login required)

View Item View Item