GILA AIR LUMPUR: Suatu Tinjauan Teologis Kontekstual terhadap Fenomena (Gila Air Lumpur“Kalango Wee Karijakka”) dan Implikasinya bagi Pelayanan di GKS Jemaat Patiyala.

TALO, Arnesta B. (2025) GILA AIR LUMPUR: Suatu Tinjauan Teologis Kontekstual terhadap Fenomena (Gila Air Lumpur“Kalango Wee Karijakka”) dan Implikasinya bagi Pelayanan di GKS Jemaat Patiyala. Undergraduate thesis, Artha Wacana Christian University.

[img] Text
A. COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
B. ABSTRAK .pdf

Download (492kB)
[img] Text
C. PENDAHULUAN .pdf

Download (433kB)
[img] Text
D. BAB I .pdf
Restricted to Registered users only

Download (496kB)
[img] Text
E. BAB II .pdf
Restricted to Registered users only

Download (874kB)
[img] Text
F. BAB III .pdf
Restricted to Registered users only

Download (330kB)
[img] Text
G. PENUTUP .pdf

Download (193kB)
[img] Text
H. DAFTAR PUSTAKA .pdf

Download (297kB)

Abstract

Tulisan ini berjudul Kalango Wee Karijaka dengan Sub judul Suatu Tinjauan Kontekstual terhadap Fenomena(Gila Air Lumpur “Kalango Wee Karijakka”) dan Implikasinya bagi Pelayanan di GKS Jemaat Patiyala. Tulisan ini menggeksplorasikan tentang penderitaan yang dialami masyarakat Laboya pada Bulan Paddu/Bulan Oktober. Gila Air Lumpur adalah penderitaan, yang disembuhkan dengan menggunakan air dan lumpur. Tujuan penulisan ini adalah, bagaimana pandangan GKS jemaat Patiya, dan cara menyikapi kalango wee karijaka. Penulis juga ingin mengetahui makna yang terkandung didalamnya dan merefleksikan tinjauan teologis. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan melakukan wawancara pada yang terkait. Untuk mengganalisis penulis menggunakan Teori model antropologis salah satu model yang dipaparkan oleh Bevans tentang bagaimana jadi diri budaya dalam pandangan seorang beragama Kristen. Dimalam dalam budaya itu Allah menyatakan diri-Nya, dengan menawarkan kesembuhan dan keutuhan. Menurut hasil penelitian Kalango wee karijaka terjadi akibat dosa-dosa yang masyarakat Laboya perbuat selama satu tahun itu. Pemahaman inilah yang memicu timbulnya refleksi dari para tua-tua adat, bahwa masalah ini berkaitan dengan relasi mereka dengan yang Ilahi, maka harus dilakukan ritual penghapusan dosa. Dalam refleksi teologi penulis menekankan tentang Yesus Sang Korban yaneg kekal, yang berkoban sekali untuk selamanya demi mengahapus dosa menusia dan telah dikerjakan secara tuntas. Penulis juga menekankan bagaiman peranan gereja untuk menyuarakan suara Kristus dan bertindak sebagai representasi kehadiran Allah. Gereja harus terus mengarahkan dan membebaskan jemaat dari penderitaan musiman yang dialami dengan iman Kepada Yesus Kristus Sang pembebas.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Fenomena, Pemulihan, Hubungan Horizontal dan Vertikal.
Subjects: Theology > Christian Theology
Divisions: Fakultas Teologi > Teologi Agama Kristen
Depositing User: Bertha Ndiy
Date Deposited: 27 May 2025 05:28
Last Modified: 27 May 2025 05:28
URI: http://repo-ukaw.superspace.id/id/eprint/4928

Actions (login required)

View Item View Item