ANALISIS DIMENSI BUDAYA PERKAWINAN MASYARAKAT ALOR PANTAR BARAT LAUT DENGAN NILAI AKUNTANSI

KAWA, Weni Samuel (2024) ANALISIS DIMENSI BUDAYA PERKAWINAN MASYARAKAT ALOR PANTAR BARAT LAUT DENGAN NILAI AKUNTANSI. Undergraduate thesis, Artha Wacana Christian University.

[img]
Preview
Text
01. COVER - DAFTAR LAMPIRAN.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
02. ABSTRAKSI.pdf

Download (294kB) | Preview
[img]
Preview
Text
03. BAB I.pdf

Download (406kB) | Preview
[img] Text
04. BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (488kB)
[img] Text
05. BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (319kB)
[img] Text
06. BAB IV .pdf
Restricted to Registered users only

Download (601kB)
[img]
Preview
Text
07. BAB V .pdf

Download (261kB) | Preview
[img]
Preview
Text
08. DAFTAR PUSTAKA .pdf

Download (393kB) | Preview

Abstract

Budaya perkawinan masyarakat Alor Pantar Barat Laut merupakan salah satu unsur yang sangat penting yang diwariskan oleh nenek moyang mereka adalah adanya pembayaran mas kawin (Belis) dengan menggunakan Moko dan Gong. Ciri khas ini menjadi salah satu keunikan proses menuju pernikahan bagi masyarakat Alor Pantar untuk melamar seorang gadis yang tidak memiliki patokan aturan harga dan aturan secara jelas dan tertulis, namun aturan dan penetapan harga tersebut bersifat tersirat yang sudah terjadi secara turun temurun dan sudah bersifat habit atau kebiasaan. Penyerahan mas kawin (Belis) Moko dan Gong bukanlah harga pembelian melainkan suatu silih, sehingga bisa dikatakan bahwa mas kawin adalah keseluruhan prosedur penyerahan barang yang oleh adat nilainya telah ditentukan untuk diserahkan oleh pihak pria kepada pihak wanita sesuai dengan lapisan dan kedudukan sosial masing-masing. Masyarakat Alor Pantar Barat Laut memaknai kata belis sebagai pengungkapan nilai budaya dan bukan “harga tukar menukar” secara nominal. Dalam penelitian ini Peneliti ingin melihat secara langsung konsep penetapan harga mas kawin (Belis) dari segi kebudayaan yaitu Budaya perkawinan masyarakat Alor Pantar Barat Laut dari sudut pandang lain yaitu nilai akuntansi dengan menghubungkan antara teori fenomenologi sebagai sebuah dasar dalam berpikir, yang memiliki karakteristik kesadaran, kepercayaan, hubungan, komunikasi, dan keterbukaan serta teori etnografi sebagai landasan pemikiran adalah bahwa realitas sosial diciptakan dan dilestarikan melalui pengalaman subjektif dan intersubjektif dari para pelaku sosial yang dipandang aktif sebagai interpreter-interpreter yang dapat menginterpretasikan aktivitas simbolik mereka seperti permainan bahasa, ritual, ritual verbal, metafora-metafora, dan drama-drama sosial dalam dimensi budaya perkawinan masyarakat Kecamatan Alor Pantar Barat Laut dengan nilai akuntansi yang budaya perkawinannya sangat kental dengan nilai-nilai budaya organisasi yang telah turun-temurun dilakukan serta mengkaji fenomena empiris secara spesifik dengan menguji dimensi budaya perkawinan masyarakat Alor Pantar Barat Laut. Rumusan masalah penelitian dalam penelitian ini adalah dimensi budaya perkawinan masyarakat Alor Pantar Barat Laut dengan nilai akuntansi. Persoalan penelitiannya adalalah bagaimana hubungan dimensi budaya perkawinan masyarakat alor pantar barat laut dengan nilai akuntansi, dan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan dimensi budaya perkawinan masyarakat Alor Pantar Barat Laut dengan nilai akuntansi. Manfaat penilitiannya antara lain manfaat bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman akan teori yang berhubungan dengan dimensi budaya perkawinan masyarakat Alor Pantar Barat Laut dengan nilai akuntansi. yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di UKAW pada umumnya dan Fakultas Ekonomi pada khususnya, sedangkan manfaat praktis yaitu: Menambah wawasan dan pemahaman dan referensi bagi setiap pembaca sebagai tentang dimensi budaya perkawinan masyarakat Alor Pantar Barat Laut dengan nilai akuntansi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kecamatan Alor Pantar Barat Laut. Sampel dalam penelitian ini yakni Tokoh adat, dan Tokoh Masyarakat Suku Kapitang di Kecamatan Alor Pantar Barat Laut, Teknik pengumpulan data menggunakan data wawancara mendalam, teknik ini merupakan data utama dengan wawancara langsung kepada responden secara mendalam mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. teknik wawancara ini berpedoman pada pertanyaan yang di buat oleh peneliti, yang disiapkan sifatnya terbuka dan disesuaikan dengan kemampuan informan. Teknik analisis data dalam penelitian ini antara lain analisis pendahuluan yakni penulis mendeskripsikan data-data hasil penelitian dari hasil jawaban responden yang diperoleh dari objek penelitian. Untuk Analisis lanjutan yaitu penulis mengklasifikasikan, membandingkan, kemudian memberikan interpretasi dari hasil yang diperoleh penulis akan menjawab persoalan penelitian dengan menggunakan alat analisis Deskriptif Kualitatif yang didasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden. Hasi peneitian yang diperoleh penulis yakni: Sistem religi dalam upacara adat perkawinan masyarakat suku Kapitang di Kecamatan Alor Pantar Barat Laut mengandung sakralitas dalam perkawinan dan lebih dikenal dengan sistem perkawinan patrilineal. Pelaksanaanya terdiri dari beberapa tahapan yang meliputi tahapan awal atau perkenalan sekaligus membuat kesepakatan, tahapan pelaksanaan yaitu: Masuk Minta (Gantung Daun), Peminangan (Terang Kampung) dan Menggantikan Tempat Perempuan (Air Susu Ibu), serta Belis Inti, dan tahapan terakhir yaitu: Pernikahan dan Antaran (balas gereja). Sistem religi dalam upacara adat perkawinan masyarakat suku Kapitang Laut dihubungkan dengan nilai akuntansi memiliki kecocokan dengan nilai professionalitas dan keseragaman. Nilai sosial dalam hubungan perkawinan adat masyarakat suku Kapitang di kecamatan Alor Pantar Barat Laut belis (Guaa’l Pati) memiliki nilai historis dan budaya. Nilai sosialnya yakni menjaga keutuhan keluarga besar kedua belah pihak calon mempelai dan menjaga kekerabatan dan ekonominya. Nilai sosial dalam hubungan perkawinan merefleksikan preferensi nilai keseragaman yang fleksibilitas. Nilai identitas perkawinan budaya masyarakat suku Kapitang mempunyai ciri khas tersendiri dalam memandang dan menjalankan tradisi perkawinan adat dengan tiga syarat pemenuhan yakni Pertama, Pokok belis yaitu Moko Anak Panah (dalam bahasa Pantar Barat Laut Kuwang Klubas); Kedua, Tempat duduk berupa satu buah Gong besar; Ketiga, Sarung dan selimut. Nilai identitas dalam hubungan perkawinan merefleksikan preferensi nilai keseragaman yang fleksibilitas nilai konservatisme dalam dimensi nilai akuntansi untuk menerapkan praktik akuntansi yang seragam dan konsisten untuk semua perusahaan atau organisasi menerapkan praktik yang fleksibel tergantung pada keadaan yang dihadapi tiap perusahaan atau organisasi. Sistem Perkawinan Suku (Klan) dalam budaya perkawinan adat masyarakat suku Kapitang Alor Pantar Barat Laut lebih dikenal dengan istilah kawin bertukar (ewangtellung) dimana sistem Kawin tukar antara suku klen dengan tujuan agar menghindari mahar atau belis dilakukan dengan cara pertukaran perempuan (Eu Gra Taaung Tang). Nilai ini merefleksikan preferensi dimensi nilai ketertutupan dan transparansi dalam dimensi nilai akuntansi untuk mengungkapkan informasi hanya kepada pihak yang dekat dengan manajemen dan investor, atau mengungkapkan informasi lebih transparan, terbuka, dan akuntabel. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Hubungan dimensi budaya perkawinan masyarakat alor pantar barat laut dengan nilai akuntansi merefleksikan nilai professionalitas, keseragaman, konservatisme serta nilai ketertutupan dan transparansi yang merefleksikan preferensi penggunaan penilaian profesional dan pembentukan regulasi yang berdasarkan pertimbangan profesional atau sebaliknya, menggunakan penilaian atau regulasi berdasarkan undang-undang, Serta merefleksikan preferensi nilai keseragaman yang flesibilitas dalam menerapkan praktik akuntansi yang seragam dan konsisten untuk semua perusahaan atau organisasi dengan penuh hati-hati untuk hal yang tidak pasti di masa depan, atau melakukan pendekatan yang lebih optimis dan beresiko, serta mampu mengungkapkan informasi hanya kepada pihak yang dekat dengan manajemen dan investor, atau mengungkapkan informasi lebih transparan, terbuka, dan akuntabel sesuai keadaan yang dihadapi tiap perusahaan atau organisasi.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Economic > Accounting
Divisions: Fakultas Ekonomi > Ekonomi Akuntansi
Depositing User: Mr Admin UKAW
Date Deposited: 18 Sep 2024 02:02
Last Modified: 18 Sep 2024 02:02
URI: http://repo-ukaw.superspace.id/id/eprint/4485

Actions (login required)

View Item View Item