BIAF, Mahalty (2024) GEREJA DI TENGAH PERSOALAN STUNTING: Suatu Tinjauan Eklesiologi Terhadap Definisi Diri Jemaat GMIT Efata SoE di tengah Persoalan Stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan implikasinya bagi Pelayanan GMIT. Undergraduate thesis, Artha Wacana Christian University.
![]() |
Text
a. cover,pengeshan dan daftar isi.pdf Download (504kB) |
![]() |
Text
b. ABSTRAK.pdf Download (185kB) |
![]() |
Text
c. PENDAHULUAN.pdf Download (439kB) |
![]() |
Text
d. BAB 1.pdf Restricted to Registered users only Download (475kB) |
![]() |
Text
e. BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (527kB) |
![]() |
Text
f. BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (407kB) |
![]() |
Text
g. PENUTUP.pdf Download (190kB) |
![]() |
Text
h. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (578kB) |
Abstract
Stunting merupakan permasalahan gizi yang menyebabkan kegagalan tumbuh kembang pada anak balita. Persoalan stunting dengan persentase tertinggi di Indonesia terdapat di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Jemaat GMIT Efata SoE yang terletak dalam lingkup pemerintahan Kabupaten Timor Tengah Selatan, sedang bergumul dengan pembangunan gedung ibadah yang menghabiskan miliyaran rupiah. Tulisan ini memaparkan tentang keprihatinan terhadap persoalan stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui pemahaman eklesiologi terhadap definisi diri jemaat GMIT Efata SoE di tengah persoalan stunting yang ada. Kemudian penulis juga ingin mengetahui model bergereja yang dihidupi berdasarkan teori Avery Dulles dan implikasinya bagi pelayanan GMIT. Penelitian di jemaat GMIT Efata SoE menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik observasi partisipasif, wawancara dan dokumentasi. Berkaitan dengan metode pengambilan sampel, penulis menggunakan teknik purposive sampling dan metode penulisannya yakni deskriptif, analisis dan reflektif. Berdasarkan hasil analisis,menurut teori Avery Dulles maka, penulis menemukan bahwa jemaat GMIT Efata SoE lebih menekankan pada model gereja sebagai institusi. Hal ini disebabkan oleh terjadiinya dikotomi di antara anggota jemaat dan majelis jemaat terkait definisi diri dan tugasnya. Selain itu terdapat faktor ekonomi dan geografis yang mempengaruhi model bergereja ini. Pemahaman definisi diri gereja yang benar harus melahirkan belas kasih Allah dengan menunjukkan kepedulian pada pelayanan holistik, peran gereja yang hidup bagi orang lain dan kemitraan gereja dengan lembaga pemerintahan sebagai bentuk kesaksian bagi Allah.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Definisi diri, Eklesiologi, Stunting, Model Gereja. |
Subjects: | Theology > Christian Theology |
Divisions: | Fakultas Teologi > Teologi Agama Kristen |
Depositing User: | Mr Admin UKAW |
Date Deposited: | 12 Jun 2024 05:13 |
Last Modified: | 12 Jun 2024 05:13 |
URI: | http://repo-ukaw.superspace.id/id/eprint/3967 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |