NGONGO, Magdalena and MERRYANTO, Yohanes and REHATTA, Beatrix M and BESSIE, Donny M (2014) MODEL PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI WHALE WATCHING DITAMAN NASIONAL PERAIRAN LAUT SAWU,NUSA TENGGARA TIMUR. Project Report. Artha Wacana Christian Universty, Kupang. (Submitted)
|
Text
Magdalena Ngongo-UKAW -MP3EI.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kegiatan ekowisata bahari whale watching. Sinergitas implementasi pengelolaan TNP Laut Sawu dengan pengembangan ekowisata bahari whale watching diharapkan akan meningkatkan efektivitas pengelolaan TNP Laut Sawu yang pada akhirnya akan dapat memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu model dan strategi dalam mengimplementasikan program pengembangan ekowisata bahari whale watching di TNP Laut Sawu berbasis masyarakat skala kecil. Penelitian secara keseluruhan akan dilaksanakan selama 3 (tiga) tahun dengan lokasi kegiatan pada tiga kabupaten (Kupang, Rote Ndao dan Sabu Raijua) di kawasan TNP Laut Sawu Provinsi NTT. Aspek yang dikaji dalam penelitian pada tahun pertama ini (Juni-November 2014) mencakup aspek potensi sumberdaya alam, aspek regulasi dan kebijakan, serta aspek sumberdaya manusia. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik survai Rapid Ecological Assement (REA), Parcipatory Mapping (PM), Community Based Monitoring (CBM), studi pustaka, kuesioner, wawancara dan focus group discussion (FGD). Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Responden terdiri dari stakeholders terkait ekowisata bahari: dinas/instansi/UPT, nelayan, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama. Responden terdiri dari stakeholders terkait meliputi dinas/instansi/UPT, nelayan, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketiga kabupaten memiliki wilayah perairan yang cukup sering dikunjungi dan dilalui megafauna laut berupa lumba-lumba, paus, dan hiu paus dengan bukti by catch dan/atau sighting dengan jumlah dan waktu kehadiran yang bervariasi. Paus terlihat umumnya bergerombol (2- >10 ekor) sepanjang tahun dan terutama pada bulan September�Oktober, lumba-lumba biasanya bergerombol (5 – 100an ekor) terlihat sepanjang tahun terutama pada Mei dan September-Oktober, sedangkan hiu paus umumnya hadir soliter dan terlihat pada Agustus-Desember. Kondisi ini dinilai cukup memiliki daya tarik, sesuai dan berpotensi dijadikan sebagai obyek ekowisata bahari whale watching, namun hingga saat ini tidak/belum ada upaya pemanfaatannya baik secara langsung maupun tidak langsung; regulasi dan kebijakan terkait untuk pengembangan ekowisata bahari whale watching secara langsung belum tersedia, dimana regulasi dan kebijakan oleh Pemerintah Pusat (63 peraturan) lebih mendominasi dibanding Pemerintah Daerah (11 peraturan) yang hanya tersedia pada level provinsi dengan rasio 84%:16%; Sebagian besar pemangku kepentingan (+ 80%) menyakini dan bersedia terlibat dalam kegiatan ekowisata whale watching karena dipandang bisa berdampak positif bagi konservasi megafauna laut itu sendiri, menambah pendapatan keluarga yang untuk selanjutnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Model, Ekowisata Bahari, Whale Watching, Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur |
Subjects: | H Social Sciences > HG Finance L Education > English Language |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Bahasa Inggris |
Depositing User: | Mr Admin UKAW |
Date Deposited: | 11 Jul 2022 03:48 |
Last Modified: | 11 Jul 2022 03:48 |
URI: | http://repo-ukaw.superspace.id/id/eprint/249 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |