KEKRISTENAN DAN TRADISI HAMIS BATAR: Suatu Tinjauan Historis Teologis Terhadap Perjumpaan Kekristenan dan Tradisi Hamis Batar (Syukur Panen Jagung) di Jemaat GMIT Ebenhaezer Motaulun

MABILEGI, Agriphina Halena (2023) KEKRISTENAN DAN TRADISI HAMIS BATAR: Suatu Tinjauan Historis Teologis Terhadap Perjumpaan Kekristenan dan Tradisi Hamis Batar (Syukur Panen Jagung) di Jemaat GMIT Ebenhaezer Motaulun. Undergraduate thesis, Artha Wacana Christian University.

[img] Text
01 COVER-DAFTAR ISI.pdf

Download (302kB)
[img] Text
02 ABSTRAK.pdf

Download (13kB)
[img] Text
03 BAB I.pdf

Download (66kB)
[img] Text
04 BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (177kB)
[img] Text
05 BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (112kB)
[img] Text
06 BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (327kB)
[img] Text
07 BAB V.pdf

Download (109kB)
[img] Text
08 DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (142kB)

Abstract

Terbentuknya Jemaat Ebenhaezer Motaulun dimulai dari sebuah persekutuan doa yang didirikan oleh Elias Kehi pada tahun 1990. Untuk melaksanakan kegiatan peribadatan dan persekutuan doa, maka dipakailah rumah Elias Seran Kauk sebagai tempat untuk beribadah. Pada saat kekristenan sudah masuk dan berkembang di Jemaat Ebenhaezer Motaulun, Jemaat masih hidup dengan menyembah kepada berhala atau benda-benda yang berada di sekeliling yang dipercaya memiliki kekuatan. Selain itu jemaat juga masih melakukan tradisi yang ditinggalkan oleh nenek moyang. Salah satu tradisi yang dilakukan ialah tradisi Hamis Batar (Syukur Panen Jagung). Tradisi Hamis Batar adalah sebuah tradisi yang dilakukan dengan tujuan sebagai pengucapan syukur kepada wujud tertinggi. Tradisi ini dilakukan ketika musin panen jagung. Tujuan tradisi ini dilakukan ialah sebagai ungkapan syukur kepada leluhur atas semua hasil panen yang didapat. Tradisi ini dilakukan juga dengan maksud sebagai ungkapan permohonan kepada leluhur agar memberikan berkat. Tradisi ini masih dilakukan karena menurut Jemaat Ebenhaezer Motaulun, ketika mendapatkan hasil panen dan sebelum memakan maka harus melakukan tradisi ini. Hal ini dikarenakan Ketika tradisi ini tidak dilakukan maka ketika memakan mereka akan sakit. Berkaitan dengan masalah yang di atas, maka tujuan skripsi ini untuk mengetahui perjumpaan antara kekristenan dan tradisi Hamis Batar dan mengapa jemaat masih melakukan tradisi ini, sebab sudah ada gereja di Motaulun. Tujuan ini dapat dicapai melalui penelitian lapangan dalam metode penelitian kualitatif agar mendapatkan data yang akurat. Pada saat penulis melakukan penelitian, penulis menemukan fakta bahwa gereja merasa resah dengan jemaat yang masih melakukan tradisi Hamis Batar, alasannya karena menurut jemaat selain Tuhan yang menjaga tanaman dan yang memberi berkat ada juga kuasa lain yang menjaga yakni para leluhur. Gereja selalu memberikan pemahaman yang benar kepada jemaat. Melihat dari masalah yang disanpakan, penulis akan meninjau dari sudut pandang Historis Teologis. Dalam menyelesaikan masalah yang diangkat penulis, maka penulis menggunakan ciri-ciri pendekatan dari 5 tipologi Neiburh yaitu tipologi Kristus di atas kebudayaan. Dalam menangapi masalah ini maka gereja sangat berperan penting. Gereja perlu memberikan pemahaman kepada jemaat bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini diberikan oleh Tuhan dan semuanya milik Tuhan bahkan kebudayaan sekalipun.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Gereja, Tradisi, Hamis Batar
Subjects: Theology
Divisions: Fakultas Teologi > Teologi Agama Kristen
Depositing User: Mr Admin UKAW
Date Deposited: 16 May 2023 03:26
Last Modified: 16 May 2023 03:26
URI: http://repo-ukaw.superspace.id/id/eprint/2172

Actions (login required)

View Item View Item