NDUN, Novita Tamara (2023) FE BELIS DAN DODE: Suatu Tinjauan Teologis Kontekstual Terhadap Tradisi Fe Belis dan Dode dalam Urusan Perkawinan Adat di Jemaat GMIT Pniel Batunggois, Klasis Rote Barat Daya. Undergraduate thesis, Artha Wacana Christian University.
![]() |
Text
a. Cover (Cover, lembaran pengesahan, moto, kata pengantar, daftar isi).pdf Download (361kB) |
![]() |
Text
b. Abstrak.pdf Download (82kB) |
![]() |
Text
c. Pendahuluan.pdf Download (160kB) |
![]() |
Text
d. Bab I.pdf Restricted to Registered users only Download (225kB) |
![]() |
Text
e. Bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (331kB) |
![]() |
Text
f. Bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (263kB) |
![]() |
Text
g. Penutup.pdf Download (79kB) |
![]() |
Text
h. Bibliografi (Daftar Pustaka).pdf Download (107kB) |
Abstract
Masyarakat suku Rote adalah suatu komunitas masyarakat yang hidup dalam suatu pola atau kebiasaan kemasyarakatan yang ada. Kehidupan mereka juga masih kuat dengan tradisi dan adat istiadat yang dianggap sebagai warisan nenek moyang. Salah satunya adalah tradisi perkawinan adat fe belis dan dode. Tradisi fe belis dan dode merupakan tahapan dari perkawinan adat suku Rote sebagai bagian untuk mendapatkan kembali keseimbangan yang bertujuan untuk melahirkan keharmonisan. Hasil penelitian penulis dilapangan Pertama: tradisi fe belis dan dode adalah adalah acara di mana kedua belah pihak keluarga dipertemukan dalam ikatan kasih yang saling menghargai yang di dalam pelaksanaannya, dengan ketulusan hati kedua belah pihak keluarga saling memberi sesuai dengan kesanggupan mereka untuk menunjukkan penghargaan dan tanda kasih sayang. Kedua: pada mulanya belis berupa hewan dan barang emas sedangkan bawaan/antaran perempuan berupa hewan, barang emas, padi/gabah, perlengkapan tidur, serta sirih, pinang dan tembakau. Namun oleh karena dampak modernisasi yang berdampak pada tingkat kebutuhan, belis telah disederhanakan menjadi ‘tanda terima kasih’ sehingga hanya berupa uang sedangkan bawaan/antaran disesuaikan dengan keinginan pihak keluarga perempuan. Ketiga: adapun ketika ditinjau menggunakan teori pertukaran, tradisi ini memenuhi kaidah pertukaran namun penulis mengkritik satu kaidah yang di mana fe belis dan dode tidak mendatangkan kesenangan bagi pihak laki-laki apalagi jika besaran belis itu besar. Tetapi walaupun begitu, tradisi ini dinilai baik oleh karena memberi nilai-nilai positif yang berguna bagi kehidupan bukan saja ketika dalam pelaksanaannya tetapi berlanjut kepada kehidupan rumah tangga ke depan. Ada nilai keseimbangan dan sikap kasih di dalam tradisi fe belis dan dode. Model antropologis dapat menolong dalam melihat nilai-nilai dalam Injil dan teks serta nilai-nilai dalam tradisi fe belis dan dode. Manusia diciptakan seturut dengan gambar Allah dan dalam kesadaran bahwa Allah lebih dulu mengasihi manusia, maka antara laki-laki dan perempuan adalah setara. Oleh karena itu, keseimbangan antara laki-laki dan perempuan adalah sesuatu yang penting. Dengan kasih yang berasal dari Allah, laki-laki dan perempuan disadarkan bahwa sikap kasih harus ada di dalam kehidupan sebagai keluarga Kristen. Untuk itulah, melalui tradisi fe belis dan dode gereja kembali melihat eksistensinya dalam memelihara persekutuan melalui penegakkan keseimbangan antara laki-laki dan perempuan serta terus menerapkan kasih sebagai suatu tindakan yang aktif dari jemaat. Sehingga keharmonisan baik dalam persekutuan berumah tangga maupun persekutuan bergereja tetap terjaga dengan baik.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Fe Belis, Dode, Teologi Kontesktual, Antropologis, Gereja, Keseimbangan, Kasih |
Subjects: | Theology > Christian Theology |
Divisions: | Fakultas Teologi > Teologi Agama Kristen |
Depositing User: | Mr Admin UKAW |
Date Deposited: | 18 May 2023 23:58 |
Last Modified: | 18 May 2023 23:58 |
URI: | http://repo-ukaw.superspace.id/id/eprint/2169 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |